Minggu, 10 Januari 2016

MAKALAH PENJASKES HIV/AIDS DAN NARKOBA



MAKALAH PENJASKES
HIV/AIDS DAN NARKOBA







Disusun Oleh:

1. Ayu Lutfiyah      (04)
2. Fatkhur Rochim(08)
3. M Risky Riyadi (16)
4. Vega Yuli H       (28)
5. Iman Rizky PA  (30)


                                      SMK NEGERI 4 KENDAL
2015/2016




KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan “makalah penjaskes tentang hiv/aids dan narkoba”
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas dari bapak guru untuk memenuhi  nilai tugas dalam bab tersebut. Banyak hal yang kami peroleh setelah pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengajak pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.



Kendal,      November 2015





Penulis
  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tujuan utama negara Indonesia sebagaimana yang diatur dalam pembukaan UUD 1945 salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, kejahteraan umum juga sama dengan kesejahteraan sosial dimana definisi dari kesejahteraan sosial itu sendiri menurut Undang-Undang Tentang Kesejahteraan Sosial yaitu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam menciptakan kondisi sejahtera pada kenyataannya di Indonesia sulit sekali untuk diwujudkan, hal ini didasarkan pada banyak faktor, salah satunya adalah maraknya permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Permasalahan sosial ada yang telah ada sejak dulu, disebut juga masalah klasik konvensional dan ada yang baru-baru muncul atau baru sekarang muncul, ini disebut masalah sosial kontemporer. Contoh dari dua klasifikasi masalah tersebut adalah pelacuran yang di dalamnya terdapat wanita tuna susila, dan juga masalah HIV/AIDS dan Narkotika. Contoh tiga masalah sosial tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat juga menganggu fungsi sosial di dalamnya yang berimbas sulitnya untuk tercipta kondisi sejahtera.
Berdasarkan penuturan bahwa sulit mewujudkan kesejahteraan sosial di masyarakat karena salah satu faktornya yaitu permasalahan sosial menuntut kami untuk menyusun makalah ini yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai contoh permasalahan sosial yaitu HIV/AIDS, Narkotika dan Wanita Tuna Susila juga dituturkan pula apa penyebab, dampak, dan tugas pekerjaan sosial atau pekerja sosial dalam menangani permasalah ini, selain itu penyusunan makalah ini ditujukan pula untuk memenuhi tugas Pengantar Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya:  
1.      Apa yang disebut dengan HIV/AIDS?
2.      Apa yang menyebabkan HIV/AIDS, penyebab penularan, dan gejala-gejala yang 
      ditimbulkan?
3.      Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?
4.      Apa dampak terjadi akibat HIV/AIDS?
5.      Apa yang disebut dengan narkotika apa saja macam-macamnya?
6.      Apa penyebab penyalahgunaan narkotika, upaya pencegahan, dampak dan upaya
penanggulangan penyalahguna narkotika?


1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial juga mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.  Mengetahui apa itu HIV/AIDS.
2.  Mengetahui penyebab HIV/AIDS, penyebab penularannyadan gejala-gejala yang
      ditimbulkan.
3.  Mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS.
4.  Mengetahui dampak terjadi akibat HIV/AIDS.
5.  Mengetahui yang disebut dengan narkotika macam-macamnya.
6.  Mengetahui  penyebab penyalahgunaan narkotika, upaya pencegahan, dampak dan
     upaya penanggulangan penyalahguna narkotika.
1.4.Metode Penulisan
Penyusun menggunakan metode studi pustaka dengan cara mengumpulkan data yang valid dari berbagai media baik elektronik maupun cetak sehingga data yang dikumpulkan menjadi layak untuk disajikan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HIV/AIDS
HIV, merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama limposit T helper (CD4). Virus HIV bisa menyebabkan AIDS yaitu kondisi seseorang tidak dapat melawan berbagai penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. 
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome  adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain) . Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

2.1.1.      Penyebab  HIV/AIDS
Kasus HIV/AIDS merupakan suatu masalah sosial yang termasuk dalam klasifikasi masalah sosial modern kontemporer, karena masalah sosial tersebut baru-baru muncul pada masyarakat sekarang dan pada umumnya terjadi di masyarakat industri. Maraknya masalah sosial ini mewabah di masyarakat disebabkan oleh:
1.      Maraknya praktek seks bebas dikalangan masyarakat (pelacuran,
2.      Maraknya penyalahgunaan narkoba ( penularan virus HIV melalui jarum suntik)
Penyebab maraknya kasus HIV/AIDS juga berkaitan dengan bagaiamana cara penularan 
virus tersebut yaitu :


a.      Penularan lewat senggama
Pemindahan  yang  paling  umum  dan  paling  sering  terjadi   ialah  melalui 
Senggama dimana  HIV  dipindahkan  melalui   cairan   sperma   atau    cairan  vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan
Itulah  sebabnya  pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang 
cenderung   lebih  mudah menimbulkan luka,   memiliki  kemungkinan lebih 
besar  untuk tertular HIV.
b.      Penularan lewat transfusi darah
Jika  darah  yang  ditranfusikan  telah  terinfeksi  oleh  HIV , maka virus HIV akan ditularkan  kepada  orang  yang  menerima darah, sehingga  orang  itupun  akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c.       Penularan lewat jarum suntik
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
1)      Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2)      Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para  pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d.      Penularan lewat kehamilan
Jika  ibu hamil yang  dalam  tubuhnya  terinfeksi  HIV , maka  HIV dapat  menular ke  janin yang dikandungnya  melalui darah dengan  melewati plasenta. Risiko penularan  Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% -  40%. Risiko ini mungkin lebih  besar kalau ibu telah menderita  kesakitan AIDS (full blown).
          Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti,  
antara lain:
1.      ASI ( Air Susu ibu )
2.      Saliva/Air liur
3.      Air mata
4.      Hubungan sosial dengan orang serumah
     Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV      telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :
1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.
2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada  
    anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit  
    serangga.
3. Bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata
    pengidap HIV.
  Perlu diketahui AIDS tidak menular karena :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual )
2. Bersentuhan dengan penderita.
3.      Berjabat tangan.
4.      Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.
5.      Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.
6.      Berciuman pipi dengan penderita.
7.      Melalui alat makan dan minum.
8.      Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
9.      Bersama-sama berenang di kolam.

2.1.2.      Gejala-Gejala dan Bahaya Penularan Virus HIV/AIDS
Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala dan bahaya sebagai berikut:
1.  Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip dengan influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
2.  Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7 tahun).
3.  Tahap ARC (AIDS related complex), muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktifitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya
4.  Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
5.  Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf. 

2.1.3.       Pencegahan HIV/AIDS
Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :
1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :
    a)   Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan mengadakan pemeriksaan donor  
          darah
          sehingga darah yang bebas HIV saja yang ditransfusikan.
    b)   Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter paramedis dapat dicegah dengan
          upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan jarum suntik sekali pakai.
2. Pencegahan penularan melalui jalur seksual
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, serta bahayanya AIDS pada usia remaja sampai usia tua. Dan yang utama adalah dengan memperdalam agama

 2.1.4.      Dampak HIV/AIDS
Dampak yang terjadi bagi penderita HIV/AIDS diantaranya:
a. Dampak bagi individu (penderita HIV/AIDS)
1. Rasa rendah diri, putus asa.
2. Berdampak bagi kesehatan yang menyebabkan sistem imun menjadi
    rusak/lumpuh
3. Menyebabkan kematian
4. Berdampak sosial seperti  mendapat sanksi/hukuman sosial atau stigma oleh   
    masyarakat terhadap pengidap AIDS yang terdapat dalam berbagai cara, antara  
    lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran  
   atas orang yang diduga terinfeksi HIV.
5. Kehilangan kasih sayang dan kehangatan pergaulan sosial.
6. Berdampak ekonomi seperti hilangnya pendapatan karna tidak dapat bekerja
   dan meningkatkan pengeluaran kesehatan untuk biaya perawatan medis.
b. Dampak bagi keluarga penderita HIV/AIDS
1. Rentan tertular virus HIV/AIDS
2. Ekonomi keluarga menurun untuk biaya pengobatan dan perawatan anggota
    keluarga yang terinfeksi virus HIV/AIDS.
3. Menanggung beban malu bagi anggota keluarga yang tidak menerima dan
    mengakui bahwa anggota keluarganya ada yang terjangkit virus HIV/AIDS.
c. Dampak bagi masyarakat
1.Menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan terhadap masyarakat umum akan   
   tertularnya virus HIV/AIDS.
2. Menimbulkan pandangan negatif masyarakat terhadap anggota masayarakat yang
    terinfeksi virus HIV/AIDS.

2.2.NARKOTIKA
Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanamanatau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampaimenghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaanketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai olehdorongan untuk menggunakan Narkotika secara terusmenerusdengan takaran yang meningkat agarmenghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannyadikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotikatanpa hak atau melawan hukum.

2.2.1. Macam-macam Narkotika
Narkotika banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk cair, padat, serbuk, daun-daun, dan lain sebagainya. Di bawah ini diuraikan sedikit mengenai macam-macam narkotika, yaitu:
a. Opioid
      Bahan opioid adalah saripati bunga opium. Zat yang termasuk kelompok opioid antara
lain:
1.      Heroin, disebut juga diamorfin (INN) bisa ditemukan dalam bentuk pil, serbuk, dan
cairan.
2.  Codein, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan bening
3.  Comerol, sama dengan codein biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan beningo
     Putaw
b. Kokain
     Kokain merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca.
     Jenis tanamannya berbentuk belukar. Zat ini berasal dari Peru dan Bolivia.
c.       Ganja (Cannabis /Cimeng)
Ganja merupakan tumbuhan penghasil serat. Akan tetapi, tumbuhan ini lebih dikenal karena kandungan narkotikanya, yaitu tetrahidrokanabinol (THC). Semua bagian tanaman ganja mengandung kanaboid psikoaktif. Cara menggunakan ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil-kecil, lalu digulung menjadi rokok. Asap ganja mengandung tiga kali lebih banyak karbonmonoksida daripada rokok biasa.
v  Kelompok Berdasarkan Efek
             Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
1)   Halusinogen, yaitu efek dari narkotika bisa mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu. Contohnya kokain &LSD.
2)   Stimulan, yaitu efek dari narkotika yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan penggunanya lebih bertenaga serta cenderung membuatnya lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
3)   Depresan, yaitu efek dari narkotika yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
4)    Adiktif, yaitu efek dari narkotika yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw. Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkotika maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian.
                      2.2.2.      Penyebab Penyalahgunaan Narkotika     
       Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1.     Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA:
a)      Cenderung memberontak
b)       Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c)      Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d)     Kurang percaya diri
e)      Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f)       Murung, pemalu, pendiam
g)      Merasa bosan dan jenuh
h)      Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i)        Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j)        Identitas diri kabur
k)       Kemampuan komunikasi yang rendah
l)        Putus sekolah
m)     Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
n)      Broken home dan kurangnya kasih sayang
2.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
1.      Lingkungan Keluarga
a)      Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b)      Hubungan kurang harmonis
c)      Orang tua yang bercerai, kawin lagi          
d)     Orang tua terlampau sibuk, acuh
e)      Orang tua otoriter
f)       Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g)       Kurangnya kehidupan beragama.
2.      Lingkungan Sekolah
a)    Sekolah yang kurang disiplin
b)    Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c)     Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d)    Adanya murid pengguna NAPZA.
3.      Lingkungan Teman Sebaya
a)    Berteman dengan penyalahguna
b)    Tekanan atau ancaman dari teman.
c)    Faktor kebudayaan, misalnya kebudayaan pertemanan di lingkungan sekolah, biasanya pada remaja laki-laki untuk menunjukkan eksistensi pada suatu kelompok bermainnya dengan cara mencoba hal yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

2.2.3.      Upaya-Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Upaya pencegahan dilakukan secara integral dan dinamis antara unsur-unsur aparat dan potensi masyarakat, merupakan upaya yang terus menerus dan berkesinambungan, untuk merubah sikap perilaku, cara berfikir dari kelompok masyarakat yang sudah mempunyai kecenderungan menyalahgunakan serta melakukan tindak pidana perdagangan/peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Upaya pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk menciptakan kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal terhadap bahaya-bahaya dan memiliki kemampuan untuk menolak zat-zat berbahaya tersebut, untuk selanjutnya dapat menentukan rencana masa depannya dengan hidup sehat, produktif, kreatif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Kebijaksanaan internasional dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tetap mengacu pada piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional yang ada.
Indonesia dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap, psikotropika, dan zat adiktif lain, pada dasarnya mengikuti langkah langkah sebagaiberikut:
a)      Langkah pencegahan untuk mengurangi jumlah permintaan
b)      Langkah pengendalian dan pengawasan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang dimanfaatkan untuk pengobatan dan atau bagi kepentingan ilmu pengetahuan
c)      Langkah represif pemberantasan jalur perdagangan gelap
d)     Melakukan upaya penyembuhan/terapi dan rehabilitasi terhadap korban-korban penyalahgunaan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 tahun 2009  rehabilitasi terdiri dari:
1.       Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatansecara terpadu untuk
membebaskan pecandu dariketergantungan Narkotika.
2.       Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihansecara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agarbekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakanfungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
 Langkah-langkah lain yang mendukung antara lain :
Upaya pencegahan, penanggulangan dan peredaran zat-zat berbahaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai jalur:
a)      jalur keluarga
b)      jalur pendidikan, formal dan informal
c)      jalur lembaga-lembaga sosial swadaya masyarakat
d)     jalur lembaga-lembaga keagamaan
e)      jalur kelompok-kelompok teman bermainremaja/pemuda: club, seni, olahraga,
        ketrampilan-ketrampilan lain
f)     jalur organisasi kewilayahan, dipimpin oleh aparat RT, RW, LKMD
g)    melalui media massa, cetak, elektronik, film, maupun seni pentas tradisional

2.2.4.       Dampak Penyalahgunaan Narkotika
Narkotika jika disalahgunakan, sangat membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Bahkan, pada pemakaian dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah over dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. Berikut merupakan dampak dari penyalahgunaan narkotika, diantaranya:
b. Dampak fisik
  1. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis): kejang-kejang,halusinasi, gangguan
      kesadaran kerusakan syaraf tepi.
             2  Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot    
      jantung, gangguan peredaran darah.
3.   Gangguan pada kulit (dermotologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
4.   Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : menekan fungsi pernapasan, kesukaran
      bernafas, penggeseran jaringan paru-paru, penggumpalan benda asing yang terhirup.
5.   Dapat terinveksi virus HIV dan AIDS akibat pemakaian jarum suntik secara bersama-
       sama.
c.    Dampak Psikologis
1. Berpikir tidak normal.
2. Hiperaktif, selalu membutuhkan obat.
3. Berperasaan cemas, ketergantungan
Selain itu terdapat pula dampak sosial dari penyalahgunaan narkoba akan merusak generasi bangsa, dengan maraknya penggunaan zak adiktif dapat merusak kondisi psikis dan jasmani induvidu penyalahguna tersebut, sehingga individu tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya karena salah satu dampak penyalahgunaan narkotika yaitu dapat mengganggu kesadaran individu sehingga mengganggu interaksi sosialnya dengan masyarakat


BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan

HIV/AIDS. Narkotika, dan Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan contoh diantara sekian banyak masalah sosial yang dapat menganggu terciptanya kesejahteraaan sosial. Ketiga contoh masalah sosial tersebut merupakan perbuatan yang dianggap melanggar norma-norma masyarakat maupun agama. Dampak dari ketiga contoh masalah sosial tersebut pun sangat besar bagi masyarakat maka perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Upaya penanggulangan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial tersebut terdapat pula peran pekerjaan sosial dalam mengatasinya.  Pekerja sosial ikut serta dalam menangani masalah-masalah sosial namun perlu juga dukungan dari pihak-pihak lain sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi secara menyeluruh .

3.2.            Saran
Berdasarkan lingkup masalah dan pelaksanaan program kegiatan agar dapat berhasil dan berdayaguna, maka perlu adanya beberapa saran yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
a)    Masyarakat dapat menerima korban HIV/AIDS, penyalahguna narkotika serta WTS yang ada di lingkungannya yang berusaha meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut dan memberikan kesempatan untuk keberfungsian sosialnya. 
b)   Pemerintah dan instansi terkait serta (tokoh) masyarakat hendaknya dapat membantu secara aktif dalam upaya penanggulangan ketiga masalah tersebut, disamping itu juga memberikian bantuan, dorongan baik moril, materil, maupun spiritual.
c)      Melaksanakan program-program yang telah dibuat dengan baik


1 komentar: